Work Text:
Jaehyun menatap malas kepala seseorang yang duduk di depannya. Dia menggerutu. Kenapa seorang mahasiswa top dan famous sepertinya harus terancam tidak lulus mata kuliah statistika dan harus menerima perintah dosennya untuk ditutor oleh sesama mahasiswa. Ya, mahasiswa di depannya ini lah yang dimaksud, yang sedang memperhatikan dosen menjelaskan di depan kelas dengan seksama.
Kim Doyoung, seorang mahasiswa teladan tapi pemalu, kebanggaan kampus. Jaehyun tidak menyukainya sejak pertama kali mereka bertemu. Tak ada alasan khusus. Teman-teman Jaehyun sering menggodanya mengatakan ketidaksukaannya itu hanyalah kedok untuk menutupi rasa sukanya pada si Kim yang berkaca mata itu. Oh, jelas Jaehyun menyangkalnya. Seorang Jeong Jaehyun??? Menyukai si Kim Doyoung??? Dunia pasti bercanda. Tidak mungkin Jaehyun si kapten basket andalan ini tertarik dengan mahasiswa kutu buku yang kerjaannya setiap hari hanya bolak balik ke kelas, perpustakaan, dan ruang dosen. Tidak mungkin Jaehyun si kakak tingkat favorit para mahasiswa baru ini tertarik dengan mahasiswa yang seminggu bisa empat hari memakai kemeja kotak-kotak dengan model yang sama hanya berbeda warna. Tidak mungkin seorang Jaehyun yang dijuluki The Prince ini tertarik dengan orang berwajah mirip kelinci (tidak mungkin kan?!) dengan tinggi dan postur badan proporsional, oh jangan lupakan bahunya yang lebar membuat Jaehyun ingin sekali menghantamnya dengan kepalan tangan.
Ah!!! Memikirkannya saja sudah membuat Jaehyun kesal bukan kepalang. Lihat saja, akan aku buktikan kalau aku tidak perlu bantuanmu, Kim!
***
Kini Doyoung berada di dalam kamar asrama Jaehyun dan duduk berhadapan dengannya, hanya terhalang meja lipat yang dipenuhi laptop, kertas, buku-buku mereka, dan dua gelas iced coffee . Sial , pikir Jaehyun. Kenapa hanya berdua dengan Doyoung di dalam kamar tiba-tiba membuat tubuhnya panas dan jantungnya berdebar dua kali lipat lebih cepat, ditambah lagi wajah serius Doyoung yang sedang memperhatikan angka-angka di layar laptop.
“AC kamar lo rusak, Jae?” Tanya si pria berkaca mata itu mengehentikan rentetan keluh kesah Jaehyun dalam kepalanya.
Ah , haha, iyalah panas kan AC-nya rusak.
“Oh, iya Johnny udah nyuruh Mark manggil tukang service padahal, belum sempat diperbaiki.”
Jaehyun kembali memperhatikan laptopnya lalu tiba-tiba dia menyadari tangan Doyoung membuka kancing kemeja kotak-kotak sialan itu satu per satu.
“Mau ngapain lo?!”
“Elah, kan gerah,”
“O-oh…”
Jaehyun sadar dan yakin pasti pipinya sekarang merona. Sialannnnn . Doyoung sialan. Kim Doyoung sialan.
Doyoung kini hanya mengenakan kaos putih dalaman berlengan pendek. Jaehyun diam-diam mencuri pandang ke arah Doyoung dan menyadari ternyata si pria sialan (bagi Jaehyun) ini memiliki dada yg bidang dan terbentuk dengan bagus. Entah apa yang ada di pikiran Jaehyun…
“Aaah pegel gue duduk di lantai…” katanya sambil menjulurkan tangannya ke depan seakan-akan sedang stretching sampai tangannya dengan tidak sengaja menyenggol kopi doyoung sampai tumpah mengenai dada sampai ke pahanya.
“Eh! Sorry gue nggak lihat..”
Doyoung segera mengambil tissue di dekatnya dan menyeka tumpahan kopi di bajunya.
“Sini gue bersihin,” Jaehyun dengan cepat berpindah tempat ke samping Doyoung juga mengambil tissue dan ikut menyeka tumpahan di dada sambil perlahan menuju ke pahanya dan lama kelamaan semakin mengarah ke bagian dalam paha Doyoung.
“Udah gapapa-“
“Nggak, salah gue sorry sorr-“
Tiba-tiba pergelangan tangannya ditahan dengan kuat oleh Doyoung.
“Sengaja ya lo?”
Jaehyun terdiam. Wajah mereka sangat dekat, mata saling bertatapan. Doyoung sekilas melihat kilatan nakal di mata Jaehyun.
“Nggak sengaja…” mata Jaehyun perlahan menuju bibir Doyoung. Tak lama, ia menempelkan bibirnya ke milik Doyoung. Dua pasang bibir itu pun saling menyatu dan bertaut.
Doyoung mengambil alih, mengarahkan tangannya menangkup pipi Jaehyun.
Memang Kim Doyoung sialan, ciuman aja jago .
Pikirannya dibuyarkan setelah Doyoung menjilat bibirnya membuat dia membuka sedikit mulutnya dan mendesah dalam ciuman mereka. Dengan sigap, Doyoung menelusukkan lidahnya. Tangannya yang tidak menangkup pipi Jaehyun menekan kepalanya, memperdalam ciuman mereka. Jaehyun yang merasa tidak puas mulai membawa tangannya menyentuh dada bidang Doyoung.
Setelah beberapa menit ciuman panas itu berlangsung, akhirnya tautan itu mereka lepaskan sambil mengambil nafas dengan memburu. Wajah mereka masih dekat, tangan Jaehyun masih bersender dengan nyaman di dada Doyoung.
“Fuck me, Kim. ”
Doyoung langsung menarik jaehyun bangkit dan mendorongnya hingga terjatuh berbaring di atas tempat tidur. Dia kembali menyerang bibir Jaehyun sambil melepaskan kaos dalamannya. Melepas ciuman mereka sebentar, dia membawa tangannya hendak melepas kacamata yang masih bertengger di wajah tampannya, tapi ditahan oleh Jaehyun.
“That stupid glasses stay.”
Doyoung tertawa mengejek. Dia kemudian melepaskan ikat pinggang Jaehyun dan menarik celananya bersamaan dengan boxer . Jaehyun melepas jaket dan kaos Captain America -nya sendiri. Kini dia sudah telanjang di depan Doyoung, Kim Doyoung sialan.
“ Look at you, Jae, ” ujar Doyoung sambil memiringkan senyumnya, “you’re beautiful.”
“ Just hurry up and give me your cock! ”
Jaehyun menggeliat, sedikit malu karena mata Doyoung dengan bebas menjelajahi tubuhnya. Batang penisnya yang tadinya setengah mengeras, sekarang dia yakin sudah mengeras sepenuhnya hanya karena mata Doyoung memandangi dari balik kaca mata bodoh itu.
Doyoung tertawa lepas.
“Lo selalu berlagak paling keren satu kampus, lo kira gue gak sadar, huh?” Tanyanya sambil melepas ikat pinggangnya sendiri, “ you act so tough but in bed, you’re just a princess .”
Penis Jaehyun berkedut, tentu tak terlewatkan dari pandangan Doyoung.
“ You like it, when I call you princess. ”
Jaehyun merengek tak sabar.
“ Okay, okay, princess. Let me just- “ Doyoung lanjut melepaskan sisa pakaian di tubuhnya. Kini dia berlutut dengan masing-masing kaki mengukung tubuh Jaehyun. Kejantanannya sudah setengah mengeras, Jaehyun kemudian mengangkat pinggulnya mencoba membuat kedua batang mereka bergesekkan. Doyoung yang paham langsung ikut menurunkan sedikit pinggulnya.
Suara-suara rintihan Jaehyun terus menerus keluar dari bibir pink-nya yang semakin seksi karena bengkak akibat ciuman mereka tadi. Doyoung menggeram, tidak tahan melihat Jaehyun, sang idola kampus, yang tak berdaya di bawahnya mengharapkan lubangnya segera dimasuki.
“ Lube -nya mana?” tanya Doyoung.
Jaehyun menolehkan kepalanya ke arah laci di samping tempat tidur. Doyoung langsung paham dan mengambil segala keperluan mereka.
Jaehyun melebarkan kangkangan kakinya mempersembahkan dirinya pada Doyoung. Pemandangan di depan pria berkaca mata ini benar-benar meningkatkan gairahnya. Jaehyun lemas dengan kaki yang dibuka lebar, ujung penisnya yang sudah mengeras mengeluarkan cairan precum, dan lubang pink pantatnya yang terlihat ketat. Ah… kapan lagi bisa melihat si Prince kampus seperti ini.
Muncul ide nakal Doyoung untuk membuat Jaehyun semakin hilang akal. Diarahkan jari telunjuknya mengelus pinggiran lubang Jaehyun tanpa menggunakan lube membuat Jaehyun berteriak kegelian. Jaehyun mencengkeram pergelangan tangannya dan berusaha mendorong, tapi Doyoung lebih kuat.
Makin gemas dengan tingkah Jaehyun, Doyoung membawa mulutnya mendekati lubang yang kini tengah berkedut itu dan menghembuskan nafasnya lewat mulut. Jaehyun mendesah, nafasnya memburu.
“Doyoung! I swear to God!!! ”
Doyoung terkekeh. Dia kemudian menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati pinggiran lubang Jaehyun. Tak ketinggalan dia juga menusukkan lidahnya ke dalam lubang itu sambil sesekali menghisapnya dengan kuat. Jaehyun sudah merasa sangat terangsang. Dia tidak ingin semua fore play ini lagi. Yang dia butuh sekarang hanya kejantanan besar Doyoung yang keras. Dia kembali merengek.
“Doyoung cukup, gue bisa keluar sekarang kalo lo gini terus..!”
Doyoung tersenyum dan menuruti pria yang selalu sok keren di depannya ini.
“ Okay , princess.” Dia menekankan kata terakhirnya yang membuat Jaehyun merona.
Doyoung kemudian menuangkan lube ke jari-jarinya dan membiarkan lube itu sebentar agar sesuai dengan suhu tubuhnya. Dengan tangannya yang bersih, dia mendorong bagian belakang lutut Jaehyun ke arah dadanya sampai badannya hampir terlipat. Dilihatnya lubang itu semakin berkedut. Dia tertawa kecil.
“Jaehyun your hole is so pink, it’s twitching, so cute .”
“Jangan ngomong gitu!” Kata Jaehyun menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan. Terlihat telinganya sudah memerah dan rona itu menjalar sampai ke leher dan dadanya. Dia malu, tapi juga suka.
Doyoung memasukkan satu jari. Lubang Jaehyun terasa sangat ketat. Dia meringis membayangkan bagaimana ketatnya lubang itu akan menjepit batang miliknya. Setelah dirasa cukup, dia lanjut memasukkan dua, tiga, sampai empat jari.
Dia melepaskan dan mengelap jari-jarinya ke seprai Jaehyun. Dengan agak licin tangannya membuka bungkus kondom dan langsung memasangnya. Tak lupa dia menambahkan lube ke batangnya yang sudah berdiri tegak. Doyoung memainkan kejantanannya di sekitar lubang Jaehyun, tidak dimasukkan. Jaehyun kehilangan kesabaran dan membalikkan posisi tubuh mereka. Dia membawa tangannya ke belakang dan memasukkan sendiri kejantanan Doyoung ke dalam lubangnya sampai bokongnya bertemu dengan pinggul Doyoung. Jaehyun berdiam sebentar sambil menyesuaikan dirinya kemudian menggerakkan pinggulnya melingkar. Desahan demi desahan terdengar dari kedua mulut mereka, dari mulai kecil hingga keras tanpa memedulikan jika kamar sebelah dapat mendengar mereka. Jaehyun mengernyit. Dia merasa batang Doyoung sangat dekat dengan titik kenikmatannya, tapi somehow dia tidak bisa mengarahkannya ke sasaran. Rengekan Jaehyun kembali terdengar.
“Nnnnh... udah dekat ini tapi nggak tau gimana caranya..”
Doyoung tertawa, badannya bergetar. Benar-benar tak disangka Jaehyun ternyata seperti ini di tempat tidur. Dia kemudian menyandarkan punggungnya ke kepala tempat tidur dan membawa tangan Jaehyun untuk bertumpu pada bahu lebarnya. Lalu dia hentakkan pinggulnya ke atas dan Jaehyun berteriak keras kaget akan rasa itu, bola matanya refleks terputar, sungguh, Kim Doyoung sialan!!!
Pria di bawahnya kembali menghentakkan dengan keras berkali-kali dengan cepat, rintihan terus menerus keluar dari bibirnya sampai dia gelagapan. Dia ingin mengocok batangnya sendiri yang dari tadi terabaikan, tapi tangannya tidak bisa melepas tumpuan pada bahu Doyoung padahal sedikit lagi dia bisa mencapai orgasme.
“Doyoung- Doyoung!!! Aku mau keluar, tapi.. Aaaahh!!!”
Cairan putih menyembur ke perut dan dada Doyoung, bahkan ada yang mencapai kaca matanya.
“ You came untouched, princess. Good job .” Doyoung menyeringai sambil menyeka sperma Jaehyun di kaca matanya, tapi seketika dia menggigit bibir bawah karena lubang Jaehyun begitu ketat di sekitar batangnya. Benar-benar ketat sampai dia tidak tahan juga dan mengeluarkan spermanya ke dalam kondom. Jaehyun mencondongkan badannya ke atas Doyoung dan mengecup bibirnya diikuti kecupan-kecupan kecil rahangnya. Doyoung tersenyum menerima kecupan itu.
“Jae, tutornya udah selesai kan gue mau balik- “
“Gak usah balik, lo di sini aja,” potong Jaehyun sambil mencebikkan bibirnya, “Johnny sama Mark juga gak balik malem ini.”
Senyuman Doyoung makin lebar.
“Oke, yaudah gue mau bangun mau bersih-bersih. Bersihin lubang lo juga sekalian. Nggak sanggup kan lo bersihin sendiri?”
Jaehyun menurutinya dan mengangkat tubuhnya sampai penis Doyoung keluar dari lubangnya.
Dia membaringkan tubuhnya menyamping memperhatikan Doyoung bangkit dan menuju kamar mandi dengan mata berat.
Beberapa saat kemudian, dia sadar dirinya tertidur dan mendapati tubuhnya berada di dalam pelukan Doyoung yang masih bertelanjang dada.
Hmm, ternyata berada dalam dekapan Kim Doyoung sialan ini tidak terlalu buruk juga.
***
nolsatu23 Sun 22 Aug 2021 11:22AM UTC
Comment Actions
ZcuteMonster015 Sat 28 Aug 2021 04:43AM UTC
Comment Actions
nourakendall Fri 03 Sep 2021 12:52AM UTC
Comment Actions
jeongjejew Sun 05 Jun 2022 08:59AM UTC
Last Edited Sun 05 Jun 2022 08:59AM UTC
Comment Actions